Senin, 07 Juli 2014

SHS ( Solar Home System )

 
Solar Home system merupakan suatu pembangkit listrik tenaga surya berskala kecil yang terdiri dari komponen panel surya, Baterai charger controller, baterai, dan inverter. Beban yang dipasang pada pembangkit berskala kecil ini dapat berupaa lampu florescent, radio, televisi berwarna yang dioperasikan dalam 4 atau 5 jam setiap hari.

Panel surya yang banyak digunakan untuk Solar home system dalam skala kecil ini biasanya bervariasi dari 50 watt – 200 watt. Baterai dibutuhkan dalam pembangkit ini dengan tujuan pada saat malam hari ataupun selama cuaca hujan sehingga tidak terdapat sinar matahari, listrik masih dapat dimanfaatkan.

Instalasi Solar Home System (SHS) ada dua macam, yaitu off grid (stand alone) serta on grid.  Off grid adalah instalasi SHS dengan membuat jaringan tersendiri yang berbeda dengan jaringan listrik dari PLN. sedangkan instalasi on grid maka  jaringan listrik SHS dan PLN terhubung menjadi satu.
Konsep Kerja Solar Home System
Pada dsarnya Solar Home System adalah bentuk applikasi dari tenaga surya, pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik, chaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi panel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.
Dibandingkan genarator listrik ada yang berputar dan memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik, suaranya bising. Salain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca ()green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem mahluk hidup di muka bumi.
Sistem sel surya yang digunakan dipermukaan bumi terdidi dari panel surya, rangkaian kontroler pengisian (charger controller)  dan aki (batere) 12 Valt yang maintenance free. Panel surya merupakan modul yang terdiri dari beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan pararel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. yang sering dugunakan adalah modul 50Wp. modul surya itu menghasilkan energi listrik yang proposional dengan luas permukaan panel yang terkena sirnar matahari.
Rangkaian controller pengisian aki dalam sitem sel surya itu merupakan rangkain electronic yang mengatur proses pengisian akinya. kontroler ini dapat mengatur tegangan aki dlam selang tegangan 12 Volt plus minus 10 persen.


Komponen-Komponen Solar Home System

1. Solar Modul

Apa itu solar call?
Sebelum mebahas sistem pembangkit listrik tenaga surya. pertama-tama akandijelaskan secara singkat komponen penting dalam sistem ini yang berfungsi sebagai perubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik . listrik  tenaga matahari dibangkitkan  oleh komponen disebut solar cell . Komponen ini mengkoversikan energi dari cahaya matahari menjadi listrik. Solar cell merupakan komponen vital yang umumnya terbuat ari bahan semi konduktor.
Tenaga solar cell yang dihasilkan sangat kecil maka beberapa solar cell harus digabungkan sehinga terbentuklah satuan komponen yang disebut modul. produk yang dikeluarkan oleh industri solar cell adalah dalam bentuk modul in, pada applikasinya karena tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu modul masih cukup kicil rata-rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130W per 12 Jam maka dalam pemampaatannya beberapa modul digabingkan dan terbentuklah apa yang disebut array. Sebagai contoh untuk menghasilkan listrik sebesar 3Kw dibutuhkan array seluas 20-30 meter persegi, secra lebih. Besarnya kapasitas PLTS yang ingin dipasang menambah luas area pemasangan
2. AC Module
Seperti yang diterangkan diatas modul adalah kompunen yang merubah enrgi caha menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan adalah DC  dirubah menjadi AC. Untuk diubah maka listrik DC dari beberapa modul digabungkan dan dikonversikan menjadi AC dengan alat yang disebut Power Conditioner. Karena menggabungkan listrikk dari beberapa modul maka sistem pngkabelan menjadi rumit dan kapasitas yang dibutuhkan dari power conditioner nya menjadi besar. Untuk mengatsi persoallan ini , maka dikembangkan apa yang disebtu AC Module, yaitu modul yang langsung menghasilkan listrik AC. Secara prinsip tidak ada perubahan yang terjadi, namun secara tegnologi diperlukan power conditioner bersekala kecil yang dapat dipasangkan dibelakang modul. Contoh Power Conditioner  yang sekarang banyak dipasaran

3. Controller

Controller/Charger regulated adalah alat elektronic pada system Pembangkit Listrik Tenaga Surya(PLTS). Berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya Ke Battrey/Accu apabila battrey/accu sudah penuh maka listrik dari modul surya ke battrey/accu (apabila battrey/accu sudah penuh maka listrik dari panel surya tidak akan dimasukan kebattrey dan sebaliknya) dan dari battrey/accu ke beban (apabila listrik dalam battrey/accu tinggal 30_50% maka listrik listrik kebeban otomatis dimatikan.

4. Battrey/Accu
Komponen yang sangat penting dalam solar home system application dimana battrey/accu berperan sebagai alat yang menampung/menyimpan listrik yang dihasilkan oleh modul suya, dan battrey/accu yang smestinya digunakan adalah jenis VRLA atau battrey yang memiliki Deep Cycle  yang tinggi. karena sistem kerja battrey untuk tenaga surya berbeda dengan sistem kerja aki mobil. sistem kerja battrey tenaga surya pengurasannya perlahan namun dengan pengisian yang perlahan juga, berbeda dengan aki mobil yang pengurasan listriknya sampai habis tetapi dlam waktu singkat/cepat mengechas lagi sampai penuh

4. Beban Listrik/kompenen yang akan di gunakan untuk listrik

Beban listrik untuk solar home system pada umumnya hanya berupa lampu hemat energi karena untuk beban yang cukup besar panel surya belum mampu memenuhinya. Maka dari itu panel surya hanya cocok untuk daerah yang terpencil yang belum mendapat pasokan listrik dari PLN. Karena umumnya mereka hanya membutuhkan penerangan untuk menunjang kelayakan hidup mereka.


PLTS ( Pembangkit Listrik Tenaga Matahari )





Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), adalah pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penghasil listrik. Alat utama untuk menangkap, perubah dan penghasil listrik adalah Photovoltaic atau yang disebut secara umum Modul / Panel Solar Cell. Dengan alat tersebut sinar matahari dirubah menjadi listrik melalui proses aliran-aliran elektron negatif dan positif didalam cell modul tersebut karena perbedaan electron. Hasil dari aliran elektron-elektron akan menjadi listrik DC yang dapat langsung dimanfatkan untuk mengisi battery / aki sesuai tegangan dan ampere yang diperlukan. Rata-rata produk modul solar cell yang ada dipasaran menghasilkan tegangan 12 s/d 18 VDC dan ampere antara 0.5 s/d 7 Ampere. Modul juga memiliki kapasitas beraneka ragam mulai kapsitas 10 Watt Peak s/d 200 Watt Peak juga memiliki type cell monocrystal dan polycrystal. Komponen inti dari sistem PLTS ini meliputi peralatan : Modul Solar Cell, Regulator / controller, Battery / Aki, Inverter DC to AC, Beban / Load.


Perusahaan kami telah mengembangkan beberapa produk PLTS yang digunakan untuk rumah tangga dengan skala kecil, contoh paket produk kami adalah solar home system (shs). Dengan paket produk shs tersebut dapat dimanfaatkan untuk para penduduk di Indonesia untuk solusi akan kebutuhan listrik yang di daerahnya sulit dijangkau listrik PLN atau di daerah pelosok dan produk paket shs ini dari waktu ke waktu juga dibutuhkan beberapa konsumen perkotaan dan perusahaan dengan maksud mengkombinasikan dengan listrik PLN. Rata-rata produk paket shs ini digunakan untuk lampu-lampu penerangan di rumah, kantor, tempat ibadah, tempat umum dengan skala kecil dan menengah dan hasilnya dari penggunaan tersebut kalau dihitung secara besar diseluruh Indonesia, maka defisit akan listrik PLN akan teratasi karena shs turut membantu dalam program penghematan listrik. Bayangkan bila tiap rumah, kantor, tempat ibadah, tempat umum di seluruh pulau jawa beberapa peralatan lampu penerangannya diganti / dikombinasi dengan sistem PLTS, maka penghematan dalam listrik PLN akan terwujud secara nyata. Kalo ragu coba dihitung saja, misal 3 lampu 8 Watt (PLS/Cool day light, lumen cahanya sama dengan lampu pijar 40 Watt)untuk tiap rumah menggunakan PLTS maka, (8 Watt x 3 buah) x 20juta/malam(Perkiraan Pemakai PLN) = 480.000.000 Watt/malam. Bayangkan berapa besar penghematan dalam 1 malam saja!. Kami bukan mempromosikan produk kami agar bisa terjual, cuma kami membantu kelangkaan / kesulitan akan energi khususnya listrik yang semakin lama sulit didapat. Hanya dengan karya yang nyata dan bukan program sana-sini tapi gak ada hasil serta semua tergantung kesadaran kita bersama

PJUTS ( Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya )





PJUTS adalah lampu penerangan jalan yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya. Penerangan Jalan Umum  Tenaga Surya ( PJU-TS ) sangat cocok digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh listrik PLN dan juga daerah-daerah yang mengalami krisis energi listrik terutama di daerah terpencil. Namun belakangan ini PJU Tenaga Surya juga marak diaplikasikan di daerah perkotaan seperti di kawasan jalan-jalan utama, jalan kawasan perumahan, halte bis, tempat parkir, pompa bensin (SPBU) dsb.

 Penerangan Jalan Tenaga Surya merupakan sebuah alternatif yang murah dan hemat untuk digunakan sebagai sumber listrik penerangan karena menggunakan sumber energi gratis dan tak terbatas dari alam yaitu energi matahari.  Menggunakan Modul/Panel Surya dengan lifetime hingga 25 tahun yang berfungsi  menerima cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses photovoltaic. Lampu Jalan Tenaga Surya ( PJU Tenaga Surya) secara otomatis dapat mulai menyala pada sore hari dan padam pada pagi hari dengan perawatan yang mudah dan efisien selama bertahun tahun.Menggunakan Lampu LED jenis hi-power yang sangat terang, hemat energi dan tahan lama . Masa pemakaian Lampu LED bisa mencapai 50.000 jam dengan sumber daya DC. Dengan lamanya interval penggantian lampu berarti juga mengurangi frekuensi dan menghemat biaya operasional pemeliharaan untuk ongkos jasa penggantian bola lampunya saja. Baterai yang digunakan adalah baterai bebas perawatan (maintenance free) jenis VRLA dan tipe Deep Cycle.Dengan menggunakan perangkat ini, kita sudah memiliki sumber energi sendiri tanpa ketergantungan dengan pihak lain, hemat BBM, dan ramah lingkungan. PJU Tenaga Surya  beroperasi secara mandiri dan tidak memerlukan kabel jaringan antar tiang sehingga installasinya menjadi sangat mudah, praktis, sangat ekonomis dan tentunya dapat terhindar dari black out total jika terjadi gangguan.

Lampu penerangan jalan (PJU) tenaga matahari mempunyai ketinggian tiang yang berbeda-beda, mulai dari 7 m s/d 9 m. Jarak antar tiang juga bervariasi mulai dari 15m s/d 40m. Jarak antar tiang tergantung ketinggian tiang, jenis lampu, dan cahaya yang dibutuhkan (brightness).

Secara keseluruhan sistem ini dirancang untuk penyediaan cahaya penerangan umum dengan sumber energi terbarukan, bebas biaya perawatan dan berumur ekonomis lama. Dengan sistem pemasangan yang cepat dan mudah, PJU LED Tenaga Surya dapat menjadi solusi yang cepat dalam mengatasi kebutuhan penerangan jalan umum.

Keunggulan:
Terang dan tahan lama
Hemat energi  
Ramah lingkungan
Bebas polusi
Cepat dan mudah dalam pemasangan
Hemat biaya perawatan
Life time yang lama (lampu LED hingga 11 tahun & solar panel hingga 25 tahun)
Cocok dipasang di segala lokasi
Tersedia dengan daya mulai dari lampu dengan daya 15w (950Lm) -168w (14.558 Lm)

APLIKASI:
Jalan umum 
Lampu taman
Lampu penerangan daerah wisata
Lampu dermaga
Lampu lapangan parkir
Lampu jalan raya terpencil
Lampu jalan pedesaan
Lampu lapangan olah raga

Area kampus
Lingkungan perumahan
Area SPBU
Area pabrik
Daerah pegunungan
Daerah pantai
Halte bus


KOMPONEN:
Modul Solar Cell Mono/Polycrystalline
Lampu LED/CFL + Cobra Head Lamp
Charge Controller Automatic Timer
Battery SLA/VLRA Deep Cycle Free Maintenance
Battery Box
Solar Panel Support
Various Brackets
Wiring Harnesses
Manual Book

Cara Kerja Solar Cell


Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan. Badingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita. 

Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller),dan aki (batere) 12 volt yang maintenance free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari. Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistemsel surya itu merupakan rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panelsurya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan menghentikan proses pengisian aki itu. Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi, biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. Memang harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. Kebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai.

Jadi, sistem sel surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri. Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari. Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya. Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031. Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari jatuh tegak lurus.

Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi.

Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi
Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.

Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-refleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan, semi­konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis) untuk mengirim elektron ke perabot listrik. Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktor dioda. Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik.


Jenis Solar Cell

1. Solar Cell Jenis Monocrytallin


Monocrystalline silicon dibuat secara perlahan-lahan menarik benih kristal silikon monocrystalline dari lelehan monocrystalline silikon menggunakan metode Czochralski untuk membentuk ingot silikon. Sebuah benih kristal adalah sepotong kecil silikon yang digunakan sebagai dasar untuk molekul cair. Dengan memiliki pondasi, molekul cair dapat terhubung bersama-sama lebih cepat untuk membentuk ingot. Sementara kristal benih sedang ditarik, itu berputar perlahan-lahan dan suhu diturunkan perlahan. Ini membantu membentuk bentuk silinder sampai memiliki diameter yang tepat yaitu ketika suhu tetap konstan.


2. Solar Cell Polycrytallin



Monocrystalline silicon dibuat secara perlahan-lahan menarik benih kristal silikon monocrystalline dari lelehan monocrystalline silikon menggunakan metode Czochralski untuk membentuk ingot silikon. Sebuah benih kristal adalah sepotong kecil silikon yang digunakan sebagai dasar untuk molekul cair. Dengan memiliki pondasi, molekul cair dapat terhubung bersama-sama lebih cepat untuk membentuk ingot. Sementara kristal benih sedang ditarik, itu berputar perlahan-lahan dan suhu diturunkan perlahan. Ini membantu membentuk bentuk silinder sampai memiliki diameter yang tepat yaitu ketika suhu tetap konstan.



Sejarah Solar Cell





Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh Alexandre – Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839. Temuannya ini merupakan cikal bakal teknologi solar cell. Percobaannya dilakukan dengan menyinari 2 elektrode dengan berbagai macam cahaya. Elektrode tersebut di balut (coated) dengan bahan yang sensitif terhadapcahaya, yaitu AgCl dan AgBr dan dilakukan pada kotak hitam yang dikelilingi dengan campuran asam. Dalam percobaanya ternyata tenaga listrik meningkat manakala intensitascahaya meningkat. Selanjutnya penelitian dari Bacquerel dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lain. Tahun 1873 seorang insinyur Inggris Willoughby Smith menemukan Selenium sebagai suatu elemen photo conductivity. Kemudian tahun 1876, William Grylls dan Richard Evans Day membuktikan bahwa Selenium menghasilkan arus listrik apabila disinari dengan cahaya matahari. Hasil penemuan mereka menyatakan bahwa Selenium dapat mengubah tenaga matahari secara langsung menjadi listrik tanpa ada bagian bergerak atau panas. Sehingga disimpulkan bahwa solar cell sangat tidak efisien dan tidak dapat digunakan untuk menggerakkan peralatan listrik.

Tahun 1894 Charles Fritts membuat Solar Cell pertama yang sesungguhnya yaitu suatu bahan semi conductor (selenium) dibalut dengan lapisan tipis emas. Tingkat efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum juga dapat dipakai sebagai sumber energi, namun kemudian dipakai sebagai sensor cahaya. Tahun 1905 Albert Einstein mempublikasikan tulisannya mengenai photoelectric effect. Tulisannya ini mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari paket-paket atau “quanta of energi” yang sekarang ini lazim disebut “photon.” Teorinya ini sangat sederhana tetapi revolusioner.
Kemudian tahun 1916 pendapat Einstein mengenai photoelectric effect dibuktikan oleh percobaan Robert Andrew Millikan seorang ahli fisika berkebangsaan Amerika dan ia mendapatkan Nobel Prize untuk karya photoelectric effect. Tahun 1923 Albert Einstein akhirnya juga mendapatkan Nobel Prize untuk teorinya yang menerangkan photoelectric effect yang dipublikasikan 18 tahun sebelumnya.


Hingga tahun 1980 an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solar cell masih sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik. Tahun 1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil bertenaga surya pertama untuk jarak 4000 km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan maksimum 72 km/jam. Tahun 1985 University of South Wales Australia memecahkan rekor efisiensi solar cell mencapai 20% dibawah kondisi satu cahaya matahari. Tahun 2007 University of Delaware berhasil menemukan solar cell technology yang efisiensinya mencapai 42.8% Hal ini merupakan rekor terbaru untuk “thin film photovoltaicsolar cell.” Perkembangan dalam riset solar cell telah mendorong komersialisasi dan produksi solar cell untuk penggunaannya sebagai sumber daya listrik.